Jumat, 06 Juni 2014

MANFAAT POSITIF KEBIJAKAN SEKTOR KEUANGAN DAN PASAR MODAL GLOBAL

          Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan  transaksi antara pihak-pihak pencari dana (emiten) dengan pihak yang kelebihan  dana (surplus fund). Pendapatan investasi saham yang berupa capital gain akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan harga saham, sedangkan yang berupa  dividen selain dipengaruhi oleh kinerja perusahaan juga dipengaruhi oleh keadaan eksternal perusahaan.
            Harapan keuntungan pada masa yang akan datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Dalam konteks investasi, harapan keuntungan tersebut sering disebut sebagai  return. Seorang investor mengharapkan return yang tinggi dari investasi yang dilakukannya. Namun untuk mendapatkan return yang tinggi investor menghadapi risiko yang tinggi pula. Artinya semakin tinggi return yang diharapkan semakin tinggi risiko investasi.
            Pasar modal sebagai bagian dari sistem perekonomian suatu negara, khususnya dalam sektor keuangan, pasar modal menyediakan dua fungsi pokok bagi masyarakat yang masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda, yaitu sebagai fungsi ekonomi dan keuangan. Dengan adanya pasar modal, perusahaan dapat menambah keuangan sebagai sumber dana yang digunakan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk keperluan pengembangan dan ekspansi.
            Bulan November tahun 2007 Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati menyatakan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia. Penggabungan kedua bursa ini menjadi tak terhindarkan karena Indonesia telah terikat berbagai kontrak regional maupun internasional yang mengharuskan perekonomiannya terbuka, termasuk bursa efek. Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai beroperasi pada awal 1 Desember 2007.
            Krisis keuangan global tahun 2007/2008 tak hanya berdampak pada sektor riil, tetapi juga sangat memukul sektor finansial, bahkan angka kerugian di sektor finansial dilaporkan lebih besar daripada kerugian di sektor manufaktur. Keadaan sektor finansial makin memburuk ketika banyak perbankan melakukan perketatan likuiditas Dalam menghadapi krisis yang tengah kita alami sekarang ini, perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak. Stabilitas di sektor finansial maupun sektor riil sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas kondisi perekonomian nasional. Pihak perbankan sebagai pemain utama dalam sektor finansial perlu mengambil kebijakan yang efisien dan efektif, tidak hanya untuk menggerakkan roda perusahaannya sendiri, tetapi juga untuk menggerakkan roda perekonomian nasional.
            Guna menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi, tuntutan konsumen yang meningkat dan pesatnya kemajuan teknologi informasi, maka pengelolaan bank secara efisien merupakan syarat mutlak untuk dapat terus bertahan. Umumnya perusahaan yang lebih efisien akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan yang kurang efisien. Efisiensi perusahaan bukan hanya merupakan ukuran perbandingan antara output yang dihasilkan dengan input, tetapi bagaimana manajemen mengelola sumberdaya yang ada dengan segala keterbatasan untuk menghasilkan output yang optimal. Perusahaan dapat dikatakan lebih efisien dibandingkan pesaingnya jika dengan input yang sama menghasilkan output yang lebih tinggi atau dapat menghasilkan output yang sama dengan input yang lebih rendah.
            Aspek efisiensi dipandang sangat penting sekali bagi sebuah bank atau bagi industri perbankan secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari sudut pandang makro dan sudut pandang mikro sesuai dengan fungsi yang dijalankan oleh industri perbankan. Dari sudut pandang makro dapat dilihat bahwa industri perbankan memainkan peran yang sangat strategis dalam pergerakan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Melalui kegiatan utamanya dalam financial market, yaitu mobilisasi dana dan penyaluran kredit, lembaga-lembaga perbankan tidak hanya bisa meningkatkan produktivitas dana tetapi juga dapat mendorong perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya. Bahkan, penyaluran berbagai bentuk kredit konsumsi pun juga mempunyai dampak positif bagi dunia usaha karena ikut membantu peningkatan permintaan terhadap berbagai jenis produk dan jasa. Selain itu, terdapat pula banyak sekali bentuk jasa keuangan yang amat dibutuhkan dalam transaksi ekonomi, baik lokal maupun internasional, hanya bisa disediakan oleh lembga-lembaga perbankan. Sehubungan dengan perannya yang amat strategis tersebut maka lembaga-lembaga perbankan dengan tingkat efisiensi yang tinggi sangat diperlukan karena mempunyai dampak positif pada sektor-sektor lain.
            Dari sisi mikro aspek efisiensi juga sangat penting artinya bagi sebuah lembaga perbankan. Tingkat efisiensi menggambarkan kemampuan bank yang bersangkutan dalam mengelola input dan output nya. Di dalam persaingan sempurna (perfect competition) atau struktur pasar yang mendekati persaingan sempurna, bank-bank yang kurang efisien bisa tersingkir dari pasar karena tidak mampu bersaing dengan kompetitornya, baik dari segi harga (pricing) maupun dalam hal kualitas produk dan pelayanan.
            Faktor lain yang mempengaruhi return suatu investasi adalah Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas yang berfungsi dan sering digunakan untuk memprediksi return saham adalah return on asset (ROA). ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalammenghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Jika ROA semakin meningkat, maka kinerja perusahaan juga semakin membaik, karena tingkat kembalian semakin meningkat (Hardiningsih et.al., 2002). Bahkan Ang (2005) menyatakan bahwa ROA merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada untuk memprediksi return saham. Investor dalam menjalankan aktivitasnya menghadapi dua macam risiko, yaitu: risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Kedua risiko tersebut mempengaruhi tingkat keuntungan yang diharapkan investor. Semakin tinggi return yang diharapkan, semakin tinggi risiko investasi. Risiko tidak sistematis dari satu perusahaan tidak berkorelasi dengan perusahaan lainnya.

Sumber :


NAMA  : SUTIANI NOVITA
NPM     : 26210764
KELAS : 4EB17

Rabu, 30 April 2014

PENERAPAN IFRS DI INDONESIA

2.A PEMBAHASAN

                Standar akuntansi keuangan di Indonesia perlu mengadopsi IFRS untuk pelaporan keuangan Indonesia agar dapat diterima perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dan Indonesia mampu memasuki persaingan global untuk menarik investor internasional. Sebuah adopsi adalah wajib bagi perusahaan yang terdaftar dan multinasional. Keputusan apakah Indonesia akan sepenuhnya mengadopsi IFRS atau diadopsi sebagian untuk tujuan harmonisasi harus dipertimbangkan hati-hati. Penuh adopsi IFRS akan meningkatkan keandalan dan komparabilitas pelaporan keuangan internasional.
                Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi). Proses harmonisasi ini memiliki hambatan antara lain nasionalisme dan budaya tiap-tiap negara, perbedaan sistem pemerintahan pada tiap-tiap negara, perbedaan kepentingan antara perusahaan multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi proses harmonisasi antar negara, serta tingginya biaya untuk merubah prinsip akuntansi.
                Pengadopsian standar akuntansi internasional ke dalam standar akuntansi domestik bertujuan menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi, persyaratan akan item-item pengungkapan akan semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin tinggi pula, manajemen akan memiliki tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan, laporan keuangan perusahaan menghasilkan informasi yang lebih relevan dan akurat, dan laporan keuangan akan lebih dapatdiperbandingkan dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan (Petreski, 2005).
                Adapun tujuan lain diadopsi International Accounting Standards  tersebutadalah memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1. Menghasilkan transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode     yang disajikan.
2.  Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
                Indonesia perlu mengadopsi standar akuntansi internasional untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham di negara ini atau sebaliknya.

2.B RUANG LINGKUP

Laporan Keuangan Bank (PSAK No. 31)
             Penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu yang menyimpang dari SAK dan Pernyataan ini dapat dilaksanakan jika hal tersebut tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan bank. Sebaliknya apabila terdapat fakta atau pos tertentu yang belum diatur dalam SAK dan Pernyataan ini tetapi jumlahnya material, perlakuannya didasarkan pada praktek akuntansi yang lazim dan disajikan dalam suatu pos tersendiri. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai sifat dan perkembangan bank dari waktu ke waktu, maka laporan keuangan disajikan secara komparatif untuk 2 (dua) tahun terakhir.
           Disusun dan diberlakukan bagi perbankan Indonesia termasuk bank perkreditan rakyat dan lembaga / badan lain yang menjalankan satu atau lebih kegiatan perbankan. Bagi lembaga atau perusahaan lain yang melakukan kegiatan perbankan, maka perlakuan akuntansi atas kegiatan tersebut mengacu pada pernyataan ini.

2.C KESIMPULAN

        Untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Pernyataan ini.
Laporan keuangan bank terdiri atas:
·         Neraca
Dalam penyajiannya, aktiva dan kewajiban dalam neraca bank tidakdikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar {unclassified), namun sedapatmungkin tetap disusun menurut tingkat likuiditas dan jatuh tempo.
·         Laporan Komitmen dan Kontinjensi
Laporan Komitmen dan Kontinjensi Wajib disusun secara sistematis, sehinggadapat memberikan gambaran mengenai posisi komitmen dan kontinjensi, baik yangbersifat tagihan maupun kewajiban, pada tanggal laporan.
·         Laporan Laba Rugi
Laporan laba-rugi bank wajib disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan gambaran mengenai hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Laporan laba-rugi bank disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan kegiatan lainnya.
·         Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 tentang Laporan Arus Kas, harus disusun berdasarkan konsep kas (cash concept) selama periode laporan. Laporan ini harus menunjukkan semua aspek penting dari kegiatan bank, tanpa memandang apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung pada kas.
·         Catatan atas Laporan Keuangan
Di samping hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sebagaimana dijelaskan dalam SAK dan Pernyataan ini, bank juga wajib mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai posisi devisa neto menurut jenis mata uang serta aktivitas-aktivitas lain seperti kegiatan wali amanat, penitipan harta {custodianship), dan penyaluran kredit kelolaan.


Daftar Pustaka
Petreski. 2005. The Impact Of International Accounting Standards On Firms.  http://Spicaalmilia.Files.Wordpress.Com. Diakses pada April 2014
http://sobisy-order.blogspot.com/2009/08/daftar-psak-edpsak.html
http://bahrulwasim.files.wordpress.com/2011/06/psak31akuntansiperbankan.pdf

Nama : Sutiani Novita
NPM : 26210764
Kelas : 4EB17


Sabtu, 22 Maret 2014

TUGAS 1 - AKUNTANSI INTERNASIONAL

NAMA   : SUTIANI NOVITA
NPM      : 26210764
KELAS  : 4EB17

Sejarah akuntansi dan pembagian akuntansi

Sejarah Akuntansi
                Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. 
                Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka- angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double entry system) oleh pedagang- pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu. 
                Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran penbukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Paciolo dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaranpe mbukuan itu berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang berikutnya. 
                Sistem pembukuan berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan sistemyang menyebut asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris, dan sistem Amerika Serikat. Sistem Belanda atau tata buku disebut juga sistem Kontinental. Sistem Inggris dan Amerika Serikat disebut Sistem Anglo- Saxon2. Perkembangan Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo- Saxon Pada abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia ke Eropa Barat. Eropa Barat, terutama Inggris menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi industri. Pada waktu itu pula akuntansi mulai berkembang dengan pesat.
                Pada akhir abad ke-19, sistem pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat yang disebut accounting (akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi di negara itu, sekitar pertengahan abad ke-20 telah dipergunakan komputer untuk pengolahan data akuntansi sehingga praktik pembukuan berpasangan dapat diselesaikan dengan lebih baik dan efisien.Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan- perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan.
              Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo- Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo- Saxon)

Pembagin Akuntansi

1. Akuntansi manajemen adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak intern organisasi atau manajemen.
2. Akuntansi keuangan adalah cabang akuntansi yang menghasilkan keuangan bagi pihak ekstern seperti investor, kreditor, dan Bapepam.

3. Akuntansi pemerintah adalah cabang akuntansi yang memproses transaksi-transaksi keuangan pemerintah yang menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD kepada rakyat melalui lembaga legislatif serta untuk kepentingan pihak-pihak yang terkait.

TUGAS 3 - AKUNTANSI INTERNASIONAL

NAMA  : SUTIANI NOVITA
NPM     : 26210764
KELAS : 4EB17
                                                
                                               BAB 2
PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI

                Sejarah akuntansi dan para akuntan memperlihatkan perubahan secara terus-menerus. Pada awalnya, akuntansi tidak lebih dari sistem pencatatan untuk jasa perbankan tertentu dan skema pemungutan pajak, tetapi sekarang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah perusahaan dagang. Timbulnya perusahaan modern mendorong pelaporan keuangan dan auditing secara periodik.

A. PERKEMBANGAN
                Standar dan praktik akuntansi setiap negara merupakan hasil dari interaksi yang kompleks di antara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan, dan budaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi nasional juga membantu menjelaskan perbedaan akuntansi antar bangsa. Berikut ini 8 faktor yang memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan akuntansi :

1. Sumber Pendanaan
                Di negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat (Amerika Serikat dan Inggris) akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan risiko terkait. Sebaliknya, dalam sistem berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif (Jepang dan Swiss).

2. Sistem Hukum
                Dunia Barat memiliki dua orientasi dasar : hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus). Di negara-negara hukum kode, aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakup banyak prosedur. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kode yang lengkap. Pada kebanyakan negara hukum umum, aturan akuntansi ditetapkan oleh organisasi profesional sektor swasta.

3. Perpajakan
                Dikebanyakan negara peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun untuk keperluan pajak. Laba kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dengan hukum pajak. Ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akintansi tertentu. Penilaian persediaan last-in, first-out (Amerika Serikat).

4. Ikatan Politik dan Ekonomi
                Sistem pencatatan Berpasangan (double-entry) yang berawal di Italia pada tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaruan (renaissance) lainnya. Kolonialisme Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaan Inggris. Pendudukan Jerman selama Perang Dunia II menyebabkan Prancis menerapkan Plan Comptable. Amerika Serikat memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya AS di Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II. Banyak negara-negara berkembang menggunakan sistem akuntansi yang dikembangkan di tempat lain, entah karena dipaksakan kepada negara-negara tersebut (India) atau karena pilihan mereka sendiri (negara-negara Eropa Timur sekarang meniru sistem akuntansi mereka menurut aturan Uni Eropa [EU]).

5. Inflasi
                Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun perusahaan (Israel, Meksiko, dan beberapa negara Amerika Selatan). Pada akhir tahun 1970-an, sehubungan dengan tingkat inflasi yang tidak biasanya tinggi, AS dan Inggris melakukan eksperimen dengan pelaporan pengaruh perubahan harga.

6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
                Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalan suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Pada gilirannya, jenis transaksi menentukan masalah akuntansi yang dihadapi. Saat ini, banyak perekonomian industri berubah menjadi perekonomian jasa.

7. Tingkat Pendidikan
                Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated) akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai risiko efek derivatif tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.

8. Budaya
                Disini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat. Hofstede menjelaskan empat dimensi budaya nasional (nilai sosial) : (1) individualisme, (2) jarak kekuasaan, (3) penghindaran ketidakpastian, dan (4) maskulinitas.
                Berdasarkan hasil analisis Hofstede, Gray mengusulkan suatu kerangka kerja yang menghubungkan budaya dan akuntansi. Ia mengusulkan empat dimensi nilai akuntansi yang mempengaruhi praktik pelaporan keuangan suatu negara, yaitu :
1. Profesionalisme versus kontrol wajib
         Preferensi terhadap pertimbangan profesional yang independent, dimana lebih banyak penekanan terhadap kebebasan, kepercayaan dalam bermain secara adil dan aturan sedikit mungkin, pertimbangan profesional lebih mudah ditoleransi, lebih mungkin diterima dimasyarakat, terdapat perhatian atas hak yang sama, orang pada berbagai tingkat kekuasaan tidak terlalu merasa terancam, siap untuk mempercayai orang, dan terdapat kepercayaan akan adanya kebutuhan untuk membenarkan penegakan hukum dan aturan.
2. Keseragaman versus fleksibelitas
      Preferensi terhadap keseragaman bersifat konsisten dengan preferensi terhadap penghindaran ketidakpastian yang kuat yang menimbulkan perhatian terhadap hukum, aturan, dan kode etik yang kaku, kebutuhan terhadap aturan dan regulasi tertulis, penghormatan terhadap kesesuaian dan pencarian kebenaran dan nilai yang absolut dan utama, konsisten dengan preferensi terhadap kolektivisme, lebih mudah difasilitasi dalam suatu masyarakat dengan jarak kekuasaan yang besar dimana penetapan hukum dan kode     karakter yang seragam lebih mudah untuk diterima.
3. Konservatisme versus optimisme
            Preferensi terhadap ukuran-ukuran laba yang lebih konservatif merupakan hal yang konsisten dengan penghindaran ketidakpastian yang kuat yang berasal dari perhatian terhadap keamanan dan kebutuhan yang dipersepsikan untuk menangani ketidakpastian peristiwa masa depan.
4. Kerahasiaan versus transparansi.
             Preferensi terhadap kerahasiaan merupakan hal yang konsisten dengan penghindaran ketidakpastian yang timbul dari kebutuhan untuk membatasi pengungkapan informasi dengan maksud untuk menghindari terjadinya konflik dan kompetisi untuk mempertahankan keamanan. Masyarakat dengan jarak kekuasaan yang tinggi akan sangan mungkin berkarakter membatasi informasi untuk mempertahankan ketidakpastian dalam kekuasaan.

B. KLASIFIKASI
                Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara : dengan pertimbangan dan secara empiris. Pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi, dan pengalaman. Sedangkan empiris menggunakan metode statistik untuk mengumpulkan basis data prinsip dan praktik akuntansi seluruh dunia.

Empat Pendekatan terhadap Perkembangan Akuntansi

                Klasifikasi yang diusulkan oleh Mueller (petengahan tahun 1960-an) mengidentifikasi empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di negara-negara Barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar

1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi.
Praktik akuntansi didapat dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional. Tujuan perusahaan umumnya mengikuti dan bukan memimpin kebijakan nasional, karema perusaan bisnis mengkoordinasikan kegiatan mereka dengan kebijakan nasional. Akuntansi di Swedia berkembang dari pendekatan makroekonomi.

2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi.
Fokusnya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup dengan mempertahankan modal fisik yang dimilik. Akuntansi di Belanda berkembang dari mikroekonomi.

3. Berdasarkan pendekatan independen.
Akuntansi berasal dari praktik bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis, bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi. Bisnis menghadapi kerumitan dunia nyata dan ketidakpastian melalui pengalaman, praktik, dan intuisi. Akuntansi berkembang secara independen di Inggris dan Amerika Serikat.

4. Berdasarkan pendekatan yang seragam.
Akuntansi distandarisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Pendekatan seragam digunakan di negara-negara dengan keterlibatan pemerintah yang besar. Antara lain digunakan untuk mengukur kinerja, mengalokasikan sumber daya, mengumpulkan pajak, dan mengendalikan harga. Prancis, dengan bagan akuntansi nasional yang seragam, merupakan pendukung utama pendekatan seragam.

Sistem Hukum : Akuntansi Hukum Umum dengan Hukum Kode

                Akuntansi dapat diklasifikasikan sesuai dengan sistem hukum suatu negara. (1) Akuntansi dalam negara hukum memiliki karakter berorientasi terhadap “penyajian wajar”, transparansi dan pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak. Akuntansi dalam hukum umum sering disebut sebagai “Anglo Saxon”, “Inggris-Amerika”, atau “berdasarkan mikro”. Akuntansi hukum umum berawal di Inggris dan kemudian diekspor ke negara-negara seperti Australia, Kanada, Hong Kong, India, Malaysia, Pakistan, dan Amerika Serikat. (2) Akuntansi dalam negara-negara hukum kode memiliki karakteristik berorientasi legalistik, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak. Akuntansi hukum kode sering disebut “kontinental”, “legalistik”, atau “seragam secara makro”. Ini ditemukan di kebanyakan negara-negara Eropa Kontinental dan bebaskoloni mereka di Afrika, Asia, dan Amerika.
                Pemberian karakter akuntansi memparalelkan hal yang disebut “pemegang saham” dan “pihak berkepentingan” tata kelola perusahaan dalam negara hukum umum dan hukum kode. Suatu sistem legal dalam hukum umum menekankan hak pemegang saham dan menawarkan perlindungan yang lebih kuat kepada investor daripada sistem hukum kode. Hukum melindungi investor luar dan secara hukum sangat ditegakkan. Perusahaan-perusahaan di negara hukum umum memperoleh modal dalam jumlah yang besar melalui penawaran publik saham kepada sejumlah investor.
                Sebaliknya, kepemilikan perusahaan dalam negara hukum kode cenderung terkonsentrasi di tangan para keluarga, perusahaan lain, dan bank komersial yang besar. Perusahaan memperoleh sebagian besar kebutuhan modalnya dari pemerintah atau melalui pinjaman bank. Utang sebagai sumber pendanaan relatif lebih penting di negara-negara hukum kode.

Sistem Praktik : Akuntansi Penyajian Wajar versus Kepatuhan Hukum

                Banyak perbedaan akuntansi pada tingkat nasional menjadi semakin hilang, alasannya: (1) Banyak perusahaan mencatatkan saham secara internasional menyusun laporan keuangan ganda. Laporan ganda ini sekarang diberlakukan dibeberapa negara hukum kode, termasuk Prancis, Jerman, dan Italia. Laporan keuangan perusahaan secara individual sesuai dengan standar hukum nasional, sedangkan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan standar lain, seperti Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standarts-IFRS), atau prinsip akuntansi yang diterima AS (Generally Accepted Accounting Principles-GAAP). Dengan begitu diperlukan pembedaan antara praktik akuntansi pada tingkat nasional dengan pada tingkat internasional. (2) Beberapa negara hukum kode, secara khusus Jerman dan Jepang, mengalihkan tanggung jawab pembentukan standar akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sektor swasta yang profesional dan independen. Perubahan ini membuat proses penetapan standar menjadi mirip dengan proses di negara-negara hukum umum seperti Australia, Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat. (3) Pentingnya pasar saham sebagai sumber pendanaan semakin tumbuh diseluruh dunia khususnya di negara-negara yang berorientasi pasar seperti Cina dan Republik Ceko. Modal semakin menjadi global, sehingga menimbulkan tekanan akan adanya standar dunia tentang pelaporan perusahaan.


                Pembebanan antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti: (1) depresiasi, dimana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva selama masa manfaat ekonomi (penyajian wajar) atau jumalah yang diperbolehkan untuk tujuan pajak (kepatuhan hukum); (2) sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap (proprti) diperlakukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan hukum); dan (3) pensiun dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat berhenti bekerja (kepatuhan hukum).

TUGAS 2 - AKUNTANSI INTERNASIONAL

NAMA    : SUTIANI NOVITA
NPM       : 26210764
KELEAS : 4EB17

Dasar akuntansi yang dijadikan pedoman di Indonesia

         Di bidang akuntansi dan keuangan terutama audit di Indonesia dikenal istilah "prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia” adalah suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di suatu wilayah tertentu mungkin berbeda dari prinsip akuntansi yang berlaku di wilayah lain. Oleh karena itu, untuk laporan keuangan yang akan didistribusikan kepada umum di Indonesia, harus disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sesuai standar pelaporan pertama dari atandar auditing, auditor dalam laporannya akan mengungkapkan dalam apakah laporan keuangan yang diaudit telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.


Selasa, 07 Januari 2014

Tugas 5

Paragraf Generalisasi

Negara Indonesia terkenal dengan banyaknya koruptor yang mencuri uang rakyat. Hampir setiap bulan ada kasus korupsi yang menyedot perhatian masyarakat. Selain ditingkat pejabat banyak sekali tindakan tidak jujur yang dilakukan rakyat Indonesia berupa tindakan kriminal. Maka dapat disimpulkan orang Indonesia banyak yang bertindak tidak jujur.

Paragraf Analogi

Pertumbuhan tindak kejahatan korupsi di Indonesia terus bertumbuh pesat. Baru saja ada yang tertangkap sudah muncul tersangka lain yang terus menghebohkan dunia perpolitikan Indonesia. Sama halnya seperti pepatah mati satu tumbuh seribu. Begitu juga keadaan tindak korupsi di negara ini yang terus tumbuh pesat dan merugikan banyak orang.

Paragraf Sebab - Akibat

Banyak sekali kasus penebangan hutan liar yang terjadi 10 tahun terakhir. Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai aturan untuk menghukum para penebang liar. Namun faktanya penebangan liar terus terjadi sehingga merugikan banyak pihak. Akibat dari penebangan liar tanah tidak mampu menyerap air dengan baik dan juga tanah tidak ada lagi yang menikat. Oleh karena itu tiap datang musim hujan selalu terjadi bencana banjir dan tanah longsor.

NAMA  : SUTIANI NOVITA
NPM     : 26210764
KELAS : 4EB17

Tugas 4

Topik : Transrportasi
Tujuan : Untuk mengetahui dampak atau pengaruh penggunaan transportasi
Tema : Transportasi di Jakarta


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Transportasi_di_Jakarta#Transportasi

Nama  : SUTIANI NOVITA
NPM  : 26210764
Kelas  : 4EB17